INTERAKSI TRADISI LOKAL, HINDU, BUDHA, ISLAM
INTERAKSI TRADISI LOKAL, HINDU-BUDHA, ISLAM PADA MASAYARAKAT INDONESIA
FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA PERPADUAN ANTARA TRADISI LOKAL, HINDU-BUDHA DENGAN ISLAM.
1. Bangsa Indonesia memiliki local genius.
2. Penyebaran agama Hindu-Budha menggunakan media tradisi yang sudah ada.
3. Penyebaran agama Islam memanfaatkan tradisi Hindu-Budha dan tradisi lokal yang sudah ada.
4. Pada saat islamisasi, tujuannya ”yang penting rakyat masuk Islam”.
BENTUK PERPADUAN TRADISI LOKAL, HIND-BUDHA, DAN ISLAM
1. Seni Bangunan
- Bangunan pada tradisi lokal, misalnya punden berundak.
- Bangunan pada tradisi Hindu-Bdha, misalnya candi.
- Bangunan pada tardisi Islam, mialnya masjid (berkubah).
Perpaduannya
A. Makam
- Pada makam sering ditemukan kijing (bangunan makam yang terbuat dari batu-bata), selain itu juga kadang disertai dengan cungkup (bangunan rumah) diatasnya.
- Pada pintu masuk kadang ada gapura bentuk candi bentar (tanpa atap), dan gapura kori agung (beratap).
- Penempatan makam di tempat tinggi merupakan perpaduan dengan tradisi lokal, Hindu-Budha, Islam.
- Tradisi memasukan jenazah dalam peti merupakan perpaduan dengan tradisi lokal (peti kubut, sarkofagus, waruga).
- Upacara tahlilan, peringatan 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 1000 hari merupakan perpaduan dengan tradisi Hindu-Budha.
B. Masjid
- Bentuk atap masjid di Indonesia itu beratap tumpang (2, 3, 5) contohnya Mesjid Demak.
- Menara Masjid Kudus dibuat seperti candi Hindu.
- Masjid di letakan di sebelah barat keraton (simbol bersatunya raja dengan rakyat).
2. Seni Rupa
- Seni rupa pada tradisi lokal, ukiran atau lukis berbentk kepala naga, kerang-kerangan, pemandangan, kepala kijang.
- Seni rupa pada tradisi Hindu-Budha, ukiran tokoh pewayangan, dewa-dewa, binatang, kehidupan masyarakat.
- Seni rupa pada tradisi Islam, bentuk kaligrafi (seni menulis indah) tulisan arab.
Bentuk perpaduannya di masjid Mantingan ada ukiran binatang (kera), di gapura masjid sendang duwur tuban.
3. Seni Tari
Perpaduan dalam seni tari adalah penggunaan shalawat yang dinyanyikan dengan lagu-lagu tertentu sebagai pengiring tarian. Misalnya tarian Seudati dari Aceh, dan Debus dari Banten.
4. Aksara
Huruf arab di Indonesia dirubah menjadi lebih sederhana yang disebut Arab Gundul. Yang bahasanya itu bahasa jawa.
5. Seni Sastra
- Di daerah selat Malaka, ada karya sastra yang diadopsi dari persia. Misalnya Hikayat Amir Hamzah, Hikayat 1001 Malam.
- Di jawa hikayat tersebut telah bercampur dengan tradisi Hindu-Budha. Misalnya ada Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama, Hikayat Kuda Semirang.
- Karya sastra pada zaman Islam di jawa terbagi dua, gancaran (disebut Hikayat) dan tembang (syair). Ditulis menggunakan huruf jawa.
6. Sistem Pemerintahan
- Sistem pemerintahan pada tradisi lokal, ratu adil, orang keturunan langit sebagai penyeimbang antara makrokosmos (dunia atas) dengan mikrokosmos (dunia bawah).
- Sistem pemerintahan pada Hindu-Budha, raja.
- Sistem pemerintahan pada masa Islam, sultan.
Perpaduannya
- Nama Sultan (islam) dipadukan dengan nama jawa. Misalnya Sultan Trenggono.
- Pengangkatan sultan sama dengan waktu pengangkatan raja. Tetapi pendeta diganti dengan ulama. Misalnya pengangkatan Raden Patah, Joko Tingkir, Sutawijaya tidak terlepas dari ulama / wali songo.
7. Sistem Kalender
- Kalender pada masa tradisi lokal, sistem pasaran.
- Kalender pada masa Hindu-Budha, tahun saka.
- Kalender pada masa Islam, kalender Hijriyah.
Perpaduan
- Pada masa Sultan Agung, kalender yang digunakan adalah kalender Hijriyah, tetapi tahunnya meneruskan tahun saka, dan perhitungannya berdasarkan bulan (Kalender Hijriyah). Yang diumumkan pada tanggal 8 Juli 1633 / 1 Muharam 1403 H / 1 Suro 1555 Jawa.
- Nama bulan pada tahun jawa sama dengan nama bulan kalender hijriyah, meskipun tidak semua.
Hijriyah Jawa
Muharam Suro
Safar Safar
Rabiul awal Mulud
Rabiul akhir Ba’da Mulud
Jumadil Awal Jumadil Awal
Jumadil Akhir Jumadil Akhir
Rajab Rejep
Sya’ban Ruwah
Ramadhan Poso
Syawal Sawal
Djulqaidah Dulkangidah
Djulhijjah Haji
8. Filsafat (Tasawuf)
- Tasawuf adalah pelajaran yang berisi soal-soal ketuhanan, dan berusaha untuk mendekatkan diri pada sang pencipta dengan cara melalui jalan suci.
- Seiring dengan berkembangnya tasawuf maka muncullah tarekat-tarekat di Indonesia. Tarekat adalah jalan atau cara yang ditempuh oleh kaum sufi untuk mendekatkan diri pada sang pencipta.
Perpaduan
- Kebatinan, dalam prakteknya orang tersebut menggunakan doa-doa islam tetapi tatacara yang dilakukan adalah pra-islam.
- Karomah, kelebihan yang dimiliki oleh para wali songo, sebagai media islamisasi.
Islamisasi yang dilakukan sunan kalijaga. Menggunakan wayang, misalnya :
- Prabu Dharmakusuma / Yudistira merupakan tokoh dalam cerita pewayangan Hindu-Budha, ia memiliki senjata sakti namanya jimat Kalimasada (kalimat sahadat). Prabu Dharmakusuma memiliki putra Pandawa Lima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar